Kamis, 10 November 2011

http://wisatasejarah.wordpress.com http://www.blogiztic.com/info/daftar-nama-kecamatan-kelurahan-kodepos-di-klungkung-bali.html http://iwbdenpasar.wordpress.com/tag/bali/

Bali - Kabupaten Jembrana

Berdasarkan bukti-bukti arkeologis dapat di interprestasikan bahwa munculnya komunitas di Jembrana sejak 6000 tahun yang lalu. Dari perspektif semiotik, asal-usul nama tempat atau kawasan mengacu nama-nama fauna dan flora. Munculnya nama Jembrana berasal dari kawasan hutan belantara(Jimbar-Wana) yang dihuni raja ular(Naga-Raja). Sifat-sifat mitologis dari penyebutan nama-nama tempat telah mentradisi melalui cerita turun-temurun di kalangan penduduk. Berdasarkan cerita rakyat dan tradisi lisan(folklore) yang muncul telah memberi inspirasi di kalangan pembangun lembaga kekuasaan tradisional (raja dan kerajaan)

Raja dan pengikutnya yaitu rajyat yang berasal dari etnik Bali Hindu maupun dari etnik non Bali yang beragama Islam telah membangun kraton sebagai pusat pemerintahan yang diberi nama Puri Gede Jembrana pada awal abad XVII oleh I Gusti Made Yasa (penguasa Brangbang). Raja I yang memerintah di kraton (Puri) Gede Agung Jembrana adalah I Gusti Ngurah Jembrana. Selain kraton, diberikan pula rakyat pengikut(wadwa),busana kerajaan yang dilengkapi barang-barang pusaka berupa tombak dan tulup. Demikian pula keris pusaka yang diberi nama “Ki Tatas” untuk memperbesar kewibawaan kerajaan. Tercatat bahwa ada tiga orang raja yang berkuasa di pusat pemerintahan yaitu di Kraton (Puri) Agung Jembrana.

Sejak kekuasaan kerajaan dipegang oleh Raja Jembrana I Gusti Gede Seloka, Kraton (Puri) baru sebagai pusat pemerintahan dibangun. Kraton (Puri) yang dibangun itu diberi nama Puri Agung Negeri pada awal abad XIX. Kemudian lebih dikenal dengan nama Puri Agung Negara. Patut diketahui bahwa raja-raja yang memerintah di Kerajaan Jembrana berikutnya pun memusatkan birokrasi pemerintahannya di Kraton (Puri) Agung Negara. Patut dicatat pula bahwa ada dua periode birokrasi pemerintahan yang berpusat di Kraton (Puri) Agung Negara.

Periode pertama ditandai oleh birokrasi pemerintahan kerajaan tradisional yang berlangsung sampai tahun 1855. Telah tercatat pada lembaran dokumen arsip pemerintahan Gubernemen bahwa kerajaan Jembrana yang otonom diduduki oleh Raja Jembrana V (Sri Padoeka Ratoe) I Goesti Poetoe Ngoerah Djembrana (1839 – 1855). Ketika berlangsung pemerintahannya lah telah ditanda tangani piagam perjanjian persahabatan bilateral anatara pihak pemerintah kerajaan dengan pihak pemerintah Kolonial Hindia Belanda (Gubernemen) pada tanggal 30 Juni 1849.

Periode kedua selanjutnya digantikan oleh birokrasi modern, melalui tata pemerintahan daerah (Regentschap) yang merupakan bagian dari wilayah administratif Keresidenan Banyuwangi. Pemerintahan daerah Regentschap yang dikepalai oleh seorang kepala pribumi (Regent) sebagai pejabat yang dimasukkan dalam struktur birokrasi Kolonial Modern Gubernemen yang berpusat di Batavia. Status pemerintahan daerah (Regentschap) berlangsung selama 26 tahun (1856 – 1882).

Pada masa Kerajaan Jembrana VI I Gusti Ngurah Made Pasekan (1855 – 1866) mengalami dua peralihan status yaitu 1855 – 1862 sebagai Raja Jembrana dan 1862 – 1866 sebagai status Regent (Bupati) kedudukan kerajaan berada di Puri Pacekan Jembrana.

Ketika reorganisasi pemerintahan di daerah diberlakukan berdasarkan Staatblad Nomor 123 tahun 1882, maka untuk wilayah aadministratif Bali dan Lombok diberi status wilayah administratif Keresidenan tersendiri. Wilayah Keresidenan Bali dan LOmbok dibagi lagi menjadi dua daerah (Afdelingen) yaitu Afdeling Buleleng dan Afdeling Jembrana berdasarkan Staatblad Nomor 124 tahun 1882 dengan satu ibukota yaitu Singaraja. Selanjutnya daerah Afdeling Jembrana terbagi atas distrik-distrik yang pada waktu itu terdiri dari tiga distrik yaitu Distrik Negara, Distrik Jembrana, dan Distrik Mendoyo. Masing-masing distrik dikepalai oleh seorang Punggawa. Selain distrik juga diberlakukan jabatan Perbekel, khusus yang mengepalai komunitas Islam dan komunitas Timur Asing sebagai kondisi daerah yang unik dari sudut interaksi dan integrasi antar etnik dan antar umat beragama.

Sejak reorganisasi tahun 1882 telah ditetapkan dan disyahkan nama satu ibukota untuk Keresidenan Bali dan Lombok yaitu Singaraja, yang akan membawahi daerah-daerah (Afdeling) Buleleng dan Jembrana. Akan tetapi, pada proses waktu selanjutnya memperhatikan munculnya aspirasi masyarakat di dua daerah afdeling (Buleleng dan Jembrana), maka pihak Gubernemen menanggapi positif.

Respon positif pihak Gubernemen di Batavia dapat dibuktikan dengan diterbitkannya sebuah Lembaran Negara (Staatsblad) tersendiri untuk melakukan pembenahan (Reorganisasi) tata pemerintahan daerah di daerah-daerah (Afdeling) Buleleng dan Jembrana. Pihak Gubernemen dan segenap jajaran bawahan di Departemen Dalam Negeri (Binnenlandsch Bestuur) sangat memperhatikan dan mendukung sepenuhnya aspirasi masyarakat untuk menetapkan nama-nama ibukota Daerah-daerah Afdeling Buleleng dan Afdeling Jembrana. Pihak Gubernemen dalam pertimbangannya ingin mengakhiri kebiasaan yang menyebut nama Ibukota Afdeling Buleleng dan Jembrana di Keresidenan Bali dan Lombok dengan nama lebih dari satu. Semula ( Tahun 1882-1895) hanya diberlakukan satu nama Ibukota yaitu Singaraja untuk wilayah Keresidenan Bali dan Lombok yang membawahi Daerah-daerah Afdeling Buleleng dan Afdeling Jembrana. Sejak disetujui dan untuk kemudian, ditetapkanlah nama-nama Ibukota daerah tersendiri terhadap Afdeling Buleleng dan Afdeling Jembrana di Keresidenan Bali dan Lombok. Berdasarkan Staatsblad Van Nederlandsch – Indie Nomor 175 Tahun 1895, sampai seterusnya ditetapkanlah Singaraja dan Negara sebagai ibukota dari masing-masing Afdeling. Dengan demikian, sejak 15 Agustus 1895 berakhirlah nama satu ibu kota : Singaraja sebagai ibukota Keresidenan Bali dan Lombok yang membawahi Daerah-daerah Afdeling Buleleng dan Afdeling Jembrana. Sejak itu pula dimulailah nama-nama Ibukota : Singaraja untuk Keresidenan Bali dan Lombok dan Daerah bagiannya di Afdeling Buleleng, serta Negara untuk Daerah Bagian Afdeling Jembrana.

Munculnya nama-nama Jembrana dan Negara hingga sekarang, memiliki arti tersendiri dari perspektif historis. Rupanya nama-nama yang diwarisi itu telah dipahatkan pada lembaran sejarah di Daerah Jembrana sejak digunakan sebagai nama Kraton ( Puri ) yaitu Puri Gede / Agung Jembrana dan Puri Agung Negeri Negara. Oleh Karena Kraton atau Puri adalah pusat birokrasi pemerintahan kerajaan tradisional, maka dapat dikatakan bahwa Jembrana dan Negara merupakan Kraton-kraton (Puri) yang dibangun pada permulaan abad XVIII dan permulaan abad XIX adalah tipe kota-kota kerajaan yang bercorak Hinduistik. Jembrana sebagai sebuah kerajaan yang ikut mengisi lembaran sejarah delapan kerajaan (asta negara) di Bali.

Sejak 1 Juli 1938, Daerah (Afdeling, regentschap) Jembrana dan juga daerah-daerah afdeling (Onder-afdeling, regentschap) lainnya di Bali ditetapkan sebagai daerah-daerah swapraja (Zelfbestuurlandschapen) yang masing-masing dikepalai oleh Zelfbestuurder (Raja). Raja di Swapraja Jembrana ( Anak Agoeng Bagoes Negara ) dan Raja-raja di swapraja lainnya di seluruh Bali terlebih dahulu telah menyatakan kesetiaannya terhadap pemerintah Gubernemen.

Anak Agung Bagoes Negara memegang tampuk pemerintahan di swapraja Jembrana secara terus-menerus selama 29 tahun meskipun terjadi perubahan tatanegara dalam sistem pemerintahan. Kepemimpinannya di Jembrana berlangasung paling lama dibandingkan dengan kepemimpinan yang dipegang oleh pejabat-pejabat pelanjutnya.Selama kepemimpinannya pula, dua nama yaitu Jembrana dengan ibukotanya Negara senantiasa terpateri dalam lembaran sejarah pemerintah di Jembrana, baik dalan periode Pendudukan Jepang (Tahun 1943-1945), peiode Republik Indonesia yang hanya beberapa bulan(Tahun 1946-1950) maupun pada waktu kembali ke periode bentuk Negara Indonesia Timur(Tahun 1946-1950) maupun pada waktu kembali ke periode bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia(Tahun 1950-1958).

Berikut adalah daftar kecamatan di kabupaten Jembrana beserta masing-masing desa pada kecamatan:

  1. Kecamatan Jembrana
    1. Kelurahan atau Desa Pendem, KODE POS: 82211
    2. Kelurahan atau Desa Loloan Timur, KODE POS: 82216
    3. Kelurahan atau Desa Air Kuning, KODE POS: 82218
    4. Kelurahan atau Desa Batuagung, KODE POS: 82218
    5. Kelurahan atau Desa Budeng, KODE POS: 82218
    6. Kelurahan atau Desa Dangin Tukadaya, KODE POS: 82218
    7. Kelurahan atau Desa Dauhwaru, KODE POS: 82218
    8. Kelurahan atau Desa Perancak, KODE POS: 82218
    9. Kelurahan atau Desa Sangkaragung, KODE POS: 82218
    10. Kelurahan atau Desa Yeh Kuning, KODE POS: 82218
  2. Kecamatan Melaya
    1. - Kelurahan atau Desa Blimbingsari, KODE POS: 82252
    2. Kelurahan atau Desa Candikusuma, KODE POS: 82252
    3. Kelurahan atau Desa Ekasari, KODE POS: 82252
    4. Kelurahan atau Desa Gilimanuk, KODE POS: 82252
    5. Kelurahan atau Desa Manistutu, KODE POS: 82252
    6. Kelurahan atau Desa Melaya, KODE POS: 82252
    7. Kelurahan atau Desa Nusa Sari, KODE POS: 82252
    8. Kelurahan atau Desa Tukadaya, KODE POS: 82252
    9. Kelurahan atau Desa Tuwed, KODE POS: 82252
    10. Kelurahan atau Desa Warnasari, KODE POS: 82252
  3. Kecamatan Mendoyo
    1. - Kelurahan atau Desa Delod Berawah, KODE POS: 82261
    2. Kelurahan atau Desa Mendoyo Dangin Tukad, KODE POS: 82261
    3. Kelurahan atau Desa Mendoyo Dauh Tukad, KODE POS: 82261
    4. Kelurahan atau Desa Penyaringan, KODE POS: 82261
    5. Kelurahan atau Desa Pergung, KODE POS: 82261
    6. Kelurahan atau Desa Pohsanten, KODE POS: 82261
    7. Kelurahan atau Desa Tegal Cangkring, KODE POS: 82261
    8. Kelurahan atau Desa Yeh Embang, KODE POS: 82261
    9. Kelurahan atau Desa Yeh Embang Kangin, KODE POS: 82261
    10. Kelurahan atau Desa Yeh Embang Kauh, KODE POS: 82261
    11. Kelurahan atau Desa Yeh Sumbul, KODE POS: 82261
  4. Kecamatan Negara
    1. - Kelurahan atau Desa Baler Bale Agung, KODE POS: 82212
    2. Kelurahan atau Desa Banjar Tengah, KODE POS: 82213
    3. Kelurahan atau Desa Lelateng, KODE POS: 82214
    4. Kelurahan atau Desa Loloan Barat, KODE POS: 82215
    5. Kelurahan atau Desa Baluk, KODE POS: 82218
    6. Kelurahan atau Desa Banyubiru, KODE POS: 82218
    7. Kelurahan atau Desa Berangbang, KODE POS: 82218
    8. Kelurahan atau Desa Cupel, KODE POS: 82218
    9. Kelurahan atau Desa Kaliakah, KODE POS: 82218
    10. Kelurahan atau Desa Pengambengan, KODE POS: 82218
    11. Kelurahan atau Desa Tegal Badeng Barat, KODE POS: 82218
    12. Kelurahan atau Desa Tegal Badeng Timur, KODE POS: 82218
  5. Kecamatan Pekutatan
    1. - Kelurahan atau Desa Asahduren, KODE POS: 82262
    2. Kelurahan atau Desa Gumbrih, KODE POS: 82262
    3. Kelurahan atau Desa Manggissari, KODE POS: 82262
    4. Kelurahan atau Desa Medewi, KODE POS: 82262
    5. Kelurahan atau Desa Pangyangan, KODE POS: 82262
    6. Kelurahan atau Desa Pekutatan, KODE POS: 82262
    7. Kelurahan atau Desa Pengragoan, KODE POS: 82262
    8. Kelurahan atau Desa Pulukan, KODE POS: 82262

Bali - Kabupaten Gianyar

Kabupaten Gianyar merupakan kabupaten yang berada di provinsi Bali.

Sejarah dua seperempat abad lebih, tempatnya 236 tahun yang lalu, 19 April 1771, ketika Gianyar dipilih menjadi nama sebuah keraton, Puri Agung yaitu Istana Raja (Anak Agung) oleh Ida Dewa Manggis Sakti maka sebuah kerajaan yang berdaulat dan otonom telah lahir serta ikut pentas dalam percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali. Sesungguhnya berfungsinya sebuah kerton yaitu Puri Agung Gianyar yang telah ditentukan oleh syarat sekala niskala yang jatuh pada tanggal 19 April 1771 adalah tonggak sejarah yang telah dibangun oleh raja (Ida Anak Agung) Gianyar I, Ida Dewata Manggis Sakti memberikan syarat kepada kita bahwa proses menjadi dan ada itu bisa ditarik kebelakang (masa sebelumnya) atau ditarik kedepan (masa sesudahnya).

Berdasarkan bukti-bukti arkeologis. di wilayah Gianyar sekarang dapat diinterprestasikan bahwa munculnya komunikasi di Gianyar sejak 2000 tahun yang lalu karena diketemukannya situs perkakas (artefak) berupa batu, logam perunggu yaitu nekara (Bulan Pejeng), relief-relief yang menggambarkan kehidupan candi-candi atau goa-goa di tebing-tebing sungai (tukad) Pakerisan.

Setelah bukti-bukti tertulis ditemukan berupa prasasti diatas batu atau logam terindetifikasi situs pusat-pusat kerajaan dari dinasti Warmadewa di Keraton Singamandawa, Bedahulu. Setelah ekspedisi Gajah Mada (Majapahit) dapat menguasai Pulau Bali maka di bekas pusat markas laskarnya dirikan sebuah Keraton Samprangan sebagai pusat pemerintahan kerajaan yang dipegang oeleh Raja Adipati Ida Dalem Krena Kepakisan (1350-1380), sebagai cikal bakal dari dinasti Kresna Kepakisan, Kemudian Keraton Samprangan berusia lebih kurang tiga abad. Lima Raja Bali yang bergelar Ida Dalem Ketut Ngulesir (1380-1460),2) Ida Dalem Waturenggong (1460-1550),3) Ida Dalem Sagening (1580-1625) dan 5) Ida Dalem Dimade (1625-1651). Dua Raja Bali yang terakhir yaitu Ida Dalem Segening dan Ida Dalem Dimade telah menurunkan cikal bakal penguasa di daerah-daerah. Ida Dewa Manggis Kuning (1600-an) penguasa di Desa Beng adalah cikal bakal Dinasti Manggis yang muncul setelah generasi II membangun Kerajaan Payangan (1735-1843). Salah seorang putra raja Klungkung Ida Dewa Agung Jambe yang bernama Ida Dewa Agung Anom muncul sebagai cikal bakal dinasti raja-raja di Sukawati (1711-1771) termasuk Peliatan dan Ubud. Pada periode yang  sama yaitu periode Gelgel muncul pula penguasa-penguasa daerah lainnya yaitu I Gusti Ngurah Jelantik menguasai Blahbatuh dan kemudian I Gusti Agung Maruti menguasai daerah Keramas yang keduanya adalah keturunan Arya Kepakisan.

Dinamika pergumulan antara elit tradisional dari generasi ke generasi telah berproses pada momentum tertentu, salah seorang diantaranya sebagai pembangunan kota keraton atau kota kerajaan pusat pemerintahan kerajaan yang disebut Gianyar. Pembangunan Kota kerajaan yang berdaulat dan memiliki otonomi penuh adalah Ida dewa Manggis Sakti, generasi IV dari Ida Dewa Manggis Kuning. Sejak berdirinya Puri Agung Gianyar 19 April  1771 sekaligus ibu kota Pusat Pemerintah Kerajaan Gianyar adalah tonggak sejarah. Sejak itu dan selama periode sesudahnya Kerajaan Gianyar yang berdaulat, ikut mengisi lembaran sejarah kerajaan-kerajaan di Bali yangterdiri atas sembilan kerajaan di Klungkung, Karangasem, Buleleng, Mengwi, Bangli, Payangan, Badung, Tabanan, dan Gianyar. Namun sampai akhir abat ke-19, setelah runtuhnya Payangan dan Mengwi di satu pihak dan munculnya Jembrana dilain pihak maka Negaraa): Klungkung, Karangasem, Bangli dan Gianyar (ENI, 1917).

Ketika Belanda telah menguasai seluruh Pulau Bali, Kedelapan bekas kerajaan tetap diakui keberadaannya oleh Pemerintah Guberneurmen namun sebagai bagian wilayah Hindia Belanda yang dikepalai oleh seorang raja (Selfbestuurder) di daerah Swaprajanya masing-masing. Selama masa revolusi, ketika daerah Bali termasuk dalam wilayah Negara Indonesia Timur (NIT) otonomi daerah kerjaan (Swapraja) kedalam sebuah lembaga yang disebut Oka, Raja Gianyar diangkat sebagai Ketua Dewan Raja-raja menggantikan tahun 1947. Selain itu pada periode NTT dua tokoh lainnya yaitu Tjokorde Gde Raka Sukawati (Puri Kantor Ubud) menjadi Presiden NIT, dan Ida A.A. Gde Agung (Puri Agung Gianyar) menjadi Perdana Menteri NIT, Ketika  Republik Indonesia Serikat (RIS) kembali ke Negara Kesatuan (NKRI) pada tanggal 17 Agustus 1950, maka daerah-daerah diseluruh Indonesia dengan dikeluarkan Undang-undang N0. I tahun 1957, yang pelaksanaannya diatur dengan Undang-Undang No.69 tahun 1958 yang mengubah daerah Swatantra Tingkat II (Daswati II). Nama Daswati II berlaku secara seragam untuk seluruh Indonesia sampai tahun 1960. Setelah itu diganti dengan nama Derah Tingkat II (Dati II).

Kabupaten Gianyar merupakan salah satu dari 9 Kabupaten/Kota yang ada di Propinsi Bali. Secara astronomis terletak diantara 8°18°48° dan 8°38°58° Lintang Selatan (LS) dan 115°22°23° Bujur Timur (BT). Wilayah bagian utara dibatasi Kabjupaten Bangli, sebelah Timur Kabupaten Klungkung. Sedangkan bagian selatan dibatasi Kota Denpasar dan bagian baratnya berbatasan dengan Kabupaten Badung.

Luas wilayah Kabupaten Gianyar 368 Km²  atau 36.800 ha tersebar pada 7 (tujuh) Kecamatan. Secara administrasi Kabupaten Gianyar memiliki 63 Desa dan 6 Kelurahan, banjar Dinas berjumlah 541, dan Desa Adatnya 269 buah serta subak 515 buah.

Informasi Kode Pos desa dan kelurahan di kabupaten Gianyar sebagi berikut:

  1. Kecamatan Belah Batuh / Blahbatuh
    1. Kelurahan atau Desa Bedulu, KODE POS: 80581
    2. Kelurahan atau Desa Belega, KODE POS: 80581
    3. Kelurahan atau Desa Blahbatuh, KODE POS: 80581
    4. Kelurahan atau Desa Bona, KODE POS: 80581
    5. Kelurahan atau Desa Buruan, KODE POS: 80581
    6. Kelurahan atau Desa Keramas, KODE POS: 80581
    7. Kelurahan atau Desa Medahan, KODE POS: 80581
    8. Kelurahan atau Desa Pering, KODE POS: 80581
    9. Kelurahan atau Desa Saba, KODE POS: 80581
  2. Kecamatan Gianyar
    1. Kelurahan atau Desa Gianyar, KODE POS: 80511
    2. Kelurahan atau Desa Samplangan, KODE POS: 80512
    3. Kelurahan atau Desa Beng, KODE POS: 80513
    4. Kelurahan atau Desa Abianbase, KODE POS: 80515
    5. Kelurahan atau Desa Bakbakan, KODE POS: 80515
    6. Kelurahan atau Desa Bitera, KODE POS: 80515
    7. Kelurahan atau Desa Lebih, KODE POS: 80515
    8. Kelurahan atau Desa Petak, KODE POS: 80515
    9. Kelurahan atau Desa Petak Kaja, KODE POS: 80515
    10. Kelurahan atau Desa Serongga, KODE POS: 80515
    11. Kelurahan atau Desa Siangan, KODE POS: 80515
    12. Kelurahan atau Desa Sidan, KODE POS: 80515
    13. Kelurahan atau Desa Sumita, KODE POS: 80515
    14. Kelurahan atau Desa Suwat, KODE POS: 80515
    15. Kelurahan atau Desa Temesi, KODE POS: 80515
    16. Kelurahan atau Desa Tulikup, KODE POS: 80515
  3. Kecamatan Payangan
    1. Kelurahan atau Desa Bresela memiliki Beresela, KODE POS: 80572
    2. Kelurahan atau Desa Buahan, KODE POS: 80572
    3. Kelurahan atau Desa Buahan Kaja, KODE POS: 80572
    4. Kelurahan atau Desa Bukian, KODE POS: 80572
    5. Kelurahan atau Desa Kelusa, KODE POS: 80572
    6. Kelurahan atau Desa Kerta, KODE POS: 80572
    7. Kelurahan atau Desa Melinggih, KODE POS: 80572
    8. Kelurahan atau Desa Melinggih Kelod, KODE POS: 80572
    9. Kelurahan atau Desa Puhu, KODE POS: 80572
  4. Kecamatan Sukawati
  5. Kecamatan Tampak Siring
    1. Kelurahan atau Desa Manukaya, KODE POS: 80552
    2. Kelurahan atau Desa Pejeng, KODE POS: 80552
    3. Kelurahan atau Desa Pejeng Kaja, KODE POS: 80552
    4. Kelurahan atau Desa Pejeng Kangin, KODE POS: 80552
    5. Kelurahan atau Desa Pejeng Kawan, KODE POS: 80552
    6. Kelurahan atau Desa Pejeng Klod, KODE POS: 80552
    7. Kelurahan atau Desa Sanding, KODE POS: 80552
    8. Kelurahan atau Desa Tampaksiring, KODE POS: 80552
    9. Kelurahan atau Desa Batuan, KODE POS: 80582
    10. Kelurahan atau Desa Batuan Kaler, KODE POS: 80582
    11. Kelurahan atau Desa Batubulan, KODE POS: 80582
    12. Kelurahan atau Desa Batubulan Kangin, KODE POS: 80582
    13. Kelurahan atau Desa Celuk, KODE POS: 80582
    14. Kelurahan atau Desa Guwang, KODE POS: 80582
    15. Kelurahan atau Desa Kemenuh, KODE POS: 80582
    16. Kelurahan atau Desa Ketewel, KODE POS: 80582
    17. Kelurahan atau Desa Singapadu, KODE POS: 80582
    18. Kelurahan atau Desa Singapadu Kaler, KODE POS: 80582
    19. Kelurahan atau Desa Singapadu Tengah, KODE POS: 80582
    20. Kelurahan atau Desa Sukawati, KODE POS: 80582
  6. Kecamatan Tegallalang
    1. - Kelurahan atau Desa Kedisan, KODE POS: 80561
    2. Kelurahan atau Desa Keliki, KODE POS: 80561
    3. Kelurahan atau Desa Kenderan, KODE POS: 80561
    4. Kelurahan atau Desa Pupuan, KODE POS: 80561
    5. Kelurahan atau Desa Sebatu, KODE POS: 80561
    6. Kelurahan atau Desa Taro, KODE POS: 80561
    7. Kelurahan atau Desa Tegallalang, KODE POS: 80561
  7. Kecamatan Ubud
    1. - Kelurahan atau Desa Kedewatan, KODE POS: 80571
    2. Kelurahan atau Desa Lodtunduh, KODE POS: 80571
    3. Kelurahan atau Desa Mas, KODE POS: 80571
    4. Kelurahan atau Desa Peliatan, KODE POS: 80571
    5. Kelurahan atau Desa Petulu, KODE POS: 80571
    6. Kelurahan atau Desa Sayan, KODE POS: 80571
    7. Kelurahan atau Desa Singakerta, KODE POS: 80571
    8. Kelurahan atau Desa Ubud, KODE POS: 80571

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | GreenGeeks Review