Sabtu, 05 November 2011

Mpu Semeru Menurunkan Putra Dharma

Kisah Mpu Semeru yang selama hidupnya menempuh kehidupanBrahmacari(tidak kawin selama hidup)cukup menarik. Mengapa? Oleh karena,meskipun beliau tidak menikah seumur hidup beliau bisa menurunkan seorang putra.Tentu saja itu terjadi berkat kasidhi ajnanan. Beliau menurunkan putera dharma,bernama Mpu Dryakah atau Mpu Kamareka.
Berdasarkan kasidhi ajnanan dan kekuatan panca bhayunya, tonggak kayu tersebutdiciptakan menjadi sesosok manusia .Begitu menjadi manusia, seketika manusia baruitu menghadap Mpu Semeru. Orang itu menghaturkan sembah dan sujud bhakti, sertamenyamapikan terima kasih banyak kepada Mpu Semeru, yang telah berkenanmengubah tonggak kayu menjadi manusia .
Manusia itu berkata baik budi paduka Mpu janganlah hendaknya secara lahirniahsaja ,melainkan juga agar samapai ke dalam hati nurani paduka Mpu. Seterusnyasupaya hamba diberikan tuntunan dan ajaran,sehingga hamba dapat mengikuti jejak Paduka Mpu. “Demikian keinginan manusia tersebut,tetapi Mpu Semerumenoaknya .Beliau tidak berkehendak menyucikan manusia tersebut”.
Mendengar jawaban Mpu Semeru Orang itu berlinang air mata dan berkata“bahwa sebaiknya Mpu Semeru mengembalikan saja ke wujud asalnya,karena iamerasa tidak berguna menjadi manusia , tanpa ilmu dan pengetahuan” .Mendengar kata manusia tersebut , Mpu Semeru tidak dapat mengeluarkan kata-kata sepatah pun, tiba-tiba terdengar sabda dari angkasa.
Kemudian Mpu Semeru meninggalkan Besakih izin kepada Bhatara HyangPutrajaya untuk selanjutnya meneruskan perjalanan ke Gunung Lampuyang Luhur yaitu Bhatara Hyang Gnijaya. Berkat kekhudukan Mpu Semeru berdoa, keluarlahBhatara Hyang Gnijaya.Beliau sangat senang menerima kedatangan keturunannyamelakukan persembahyangan. Kemudian Mpu Semeru membangun parahyangan diBesakih, dengan dibantu oleh orang-orang Bali Aga. Sejak itu Mpu Semeru pulang pergi ke Bali dan Jawa. Secara lahir batin Mpu Semeru selalu mengupayakankebahagiaan dan kesejahteraan seluruh manusia di dunia ini.Oleh karena selaludipelihara dan dirawat,maka Parahyangan Bhatara Hyang Tri Purusa yaitu di GunungAgung,di Gunung Lampuyang dan di Hulun Danu selalu lestari.

1 komentar:

Agus Pramana mengatakan...

Sungguh sebuah kisah yg agung dan suci dari seorang bhagawanta yg mulai menata kehidupan beragama di Bali pada jamannya..

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | GreenGeeks Review